1
Haji Umroh & Haji

Sunnah Haji yang Bisa Dilakukan Jamaah Haji

Google+ Pinterest LinkedIn Tumblr
Advertisements
webinar umroh.com

Dalam ibadah haji terdiri atas rukun haji, wajib haji, dan sunnah haji. Rukun haji adalah sesuatu yang harus dilakukan dan haji dianggap tidak sah apabila meninggalkan salah satu dari rukun haji. Wajib haji adalah sesuatu yang tidak mempengaruhi kepada sah atau tidaknya haji secara langsung, tetapi diwajibkan membayar bila meninggalkannya.

Sedangkan, sunnah haji adalah sesuatu yang tidak berkaitan dengan sah atau tidaknya haji, tidak diwajibkan pula membayar dam bila meninggalkannya, dan tidak berdosa meninggalkannya meskipun dengan sengaja.

Tetapi, pahala haji merasa kurang sempurna bila tidak melakukan sunnah haji. Masing-masing memiliki konsekuensinya yang berbeda-beda. Maka sunnah dalam ibadah haji sangat dianjurkan dan rugi jika ditinggalkan.

Sunnah haji dibagi menjadi dua, yaitu sunnah haji secara umum dan sunnah haji secara khusus.

Sunnah Haji Secara Umum Ada 7

  1. Melaksanakan Haji Ifrad
  2. Memperbanyak membaca Talbiyah
  3. Thawaf Qudum (bagi yang melaksanakan Haji Ifrad)
  4. Salat sunnah Thawaf
  5. Mandi. Ada beberapa macam mandi dalam ibadah haji, yaitu: Mandi Ihram, mandi masuk tanah haram (Makkah dan Madinah), mandi Wukuf, serta mandi Mabit di Muzdalifah.
  6. Berpakaian ihram dengan kain putih.
  7. Minum air Zam-zam.

Baca Juga: Temukan Berbagai Paket Umroh di sini.

Sunnah Haji Secara Khusus ada 6

1. Sunnah haji secara khusus yang pertama adalah ketika melakukan ihram.

Hal pertama yang harus dilakukan adalah mandi. Berdasarkan hadits Zaid bin Tsabit bahwasannya beliau melihat Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengganti pakaiannya untuk ihram lalu mandi. Setelah itu memakai wangi-wangian dan disunnahkan memakai dari bunga kasturi.

Berdasarkan hadits ‘Aisyah ia berkata, “Aku pernah memberi wewangian Rasulullah Shallallahu ‘allaihi wa sallam untuk ihramnya sebelum berihram dan untuk tahallulnya sebelum melakukan thawaf di Ka’bah.” Melakukan salat ihram dan berdoa kepada Allah sambil menghadap ke arah kiblat. Mengucapkan niat ihram dilanjutkan dengan berdoa serta memperbanyak bacaan talbiyah serta shalawat.

2. Sunnah ketika melakukan thawaf.

Pertama lakukan thawaf dengan berjalan kaki. Memulai Thawaf dengan posisi menghadap kiblat. Mengusap permukaan Hadjar Aswad atau jika tidak memungkinkan cukup dengan melambaikan tangan lalu dikecup.

webinar umroh.com

Membaca do’a-do’a ma’tsur. Berlari-lari kecil pada tiga putaran pertama. Mengusap Rukun Yamani atau cukup dengan melambaikan tangan tanpa dikecup. Memanjatkan doa di Multazam. Melakukan salat sunnah Thawaf di belakang Makam Ismail. Salat sunnah mutlaq di Hijr Ismail. Minum air zam-zam. Dan Muwalah (nuli-nuli).

3. Sunnah ketika melakukan Sa’i.

Pertama harus bersih dari hadast besar dan kecil. Selanjutnya masuk dimulai dari pintu shafa (Babus Shafa).

Jamaah pria melakukan perjalanan naik sampai ke bukit Shafa dan Marwah. Menghadap ke arah Ka’bah setiap mau memulai perjalanan. Berlari-lari kecil diantara dua Pilar Hijau. Memanjatkan do’a-do’a Ma’tsur. Terakhir adalah muwalah (nuli-nuli).

Baca Juga: Penjelasan Lengkap Tentang Haji Mabrur

4. Sunnah ketika melakukan wuquf.

Harus suci dari hadast besar dan kecil (mandi dan wudhu). Mendengarkan khutbah dengan khidmat. Menghadap ke arah Ka’bah (kiblat). Melaksanakan ibadah wuquf hingga matahari tenggelam.

Memperbanyak amalan-amalan sunnah seperti, doa, dzikir, shalawat, membaca Al-Quran, bertaubat, dan lain-lain. Menenangkan hati dan berdoa dengan khusyuk. Serta menjaga lisan untuk tidak mengucapkan hal-hal yang tidak berguna apalagi berkata kotor.

5. Sunnah yang harus dilakukan saat mabit di Muzdalifah.

Hal pertama yang harus dilakukan salat jamak ta’khir yaitu salat Maghrib dan Isya secara berjamaah. Mengambil batu kerikil untuk melempar jumrah. Memperbanyak bacaan takbir dan talbiyah. Berdoa di Masjidil Haram.

6. Sunnah saat melempar Jumrah.

Melempar Jumrah Aqobah setelah terbit matahari tanggal 10 Dzulhijjah. Pada tanggal 10 Dzulhijajah lakukan juga hal-hal lain yaitu, menyembelih qurban dan dam, memotong rambut (Tahallul Awal), melakukan Thawaf Ifadloh, mandi setiap akan melempar Jumrah, membaca takbir ketika akan melempar Jumrah, berdo’a setiap selesai 7 kali lemparan pada Jumrah Ula dan Wustho.

Lalu melempar Jumrah lagi tanggal 11 Dzulhijah setelah Zawal (setelah matahari condong ke barat). Diwajibkan bagi laki-laki yang melempar Jumrah sunnah mengangkat tangan kanan sampai kelihatan ketiaknya. Batu yang digunakan untuk melempar Jumrah berukuran sedang (Hashal Qodfi).

Baca Juga: Tetantang Niat Berhaji