Umroh.com – Mandi besar wajib dilakukan bagi seseorang yang memiliki hadast besar, dan hendak melaksanakan ibadah seperti sholat. Dalam Islam, ada kondisi-kondisi tertentu yang mensyaratkan seseorang harus melakukan mandi besar untuk bersuci. Yaitu ketika seseorang telah mengeluarkan air mani, bersetubuh (Jima’), selesai haid atau nifas, baru memeluk Islam, dan meninggal dunia. Berikut akan dijelaskan sunnah mandi besar yang wajib diketahui.
Baca juga: Gak Sembarangan, Ini Waktu yang Tepat untuk Mandi Wajib
Rukun Mandi Besar
Umroh.com merangkum, pada dasarnya, mandi berarti mengalirkan air ke seluruh tubuh. Bedanya dengan mandi besar adalah ada niat yang dihadirkan dalam hati. Niat mandi besar bisa dihadirkan dalam hati saja, atau dilafalkan. Pastikan niat yang dihadirkan adalah untuk membersihkan hadast besar.
Tanpa niat mandi besar, mandi tidak akan sah untuk membersihkan hadast besar. Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya” (HR. Bukhari dan Muslim).
Rukun mandi besar yang kedua adalah mengalirkan air ke seluruh tubuh. Pada dasarnya, ketika seluruh tubuh yang mencakup seluruh kulit dan rambut terkena air, maka mandi besarnya telah sah.
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Jubair bin Muth’im. Suatu ketika dirinya dan para Sahabat sedang berbincang tentang mandi junub di dekat Rasulullah. Kemudian Rasulullah bersabda, “Saya mengambil dua telapak tangan, tiga kali lalu saya siramkan pada kepalaku, kemudian saya tuangkan setelahnya pada semua tubuhku” (HR. Ahmad).
Walaupun rukun mandi besar hanya dua, ada hal yang perlu diperhatikan agar mandi besar bernilai sempurna seperti ajaran Rasulullah atau disunnahkan.
Mau dapat tabungan umroh hingga jutaan rupiah? Yuk download aplikasinya di sini sekarang juga!
Sunnah Mandi Besar
1. Membaca Basmalah
Disunnahkan membaca Basmalah sebelum memulai mandi besar. Segala hal akan lebih baik jika diawali dengan nama Allah. Karena kita melakukan mandi besar di kamar mandi, maka membaca Basmalah cukup di dalam hati.
2. Membasuh Tangan sebelum Mulai Mandi Wajib
Sebelum memulai mandi besar, awali dengan membasuh tangan sebanyak tiga kali. Aisyah menuturkan bahwa jika Rasulullah mandi junub, beliau memulainya dengan mencuci kedua telapak tangannya. Kemudian beliau berwudhu sebagaimana wudhu untuk sholat. Lalu beliau memasukkan jari-jarinya ke dalam air, lalu menggosokkannya ke kulit kepalanya, kemudian menyiramkan air ke atas kepalanya dengan cidukan kedua telapak tangannya sebanyak tiga kali, kemudian beliau mengalirkan air ke seluruh kulitnya (HR. Bukhari dan Muslim).
3. Membersihkan Najis dan Kotoran Terlebih Dahulu
Para ulama berpendapat bahwa tujuan untuk membasuh tangan adalah membersihkan kotoran dan najis sebelum digunakan untuk membasuh seluruh tubuh dalam mandi besar.
4. Berwudhu Terlebih Dahulu
Wudhu yang dilakukan sama seperti wudhu sebelum melakukan sholat.
Ibnu ‘Abbas menuturkan bahwa Maimunah, istri Rasulullah berkata, “Aku pernah menyediakan air mandi untuk Rasulullah. Lalu beliau menuangkan air pada kedua tangannya dan mencuci keduanya dua kali-dua kali atau tiga kali. Lalu dengan tangan kanannya beliau menuangkan air pada telapak tangan kirinya, kemudian beliau mencuci kemaluannya. Setelah itu beliau menggosokkan tangannya ke tanah. Kemudian beliau berkumur-kumur dan memasukkan air ke dalam hidung. Lalu beliau membasuh muka dan kedua tangannya. Kemudian beliau membasuh kepalanya tiga kali dan mengguyur seluruh badannya. Setelah itu beliau bergeser dari posisi semula lalu mencuci kedua telapak kakinya (di tempat yang berbeda)” (HR. Bukhari dan Muslim).
Harga pas di kantong, yuk pilih paket umroh Anda cuma di umroh.com!
[xyz-ihs snippet="Iframe-Package"]
5. Menyiram Kepala
Sunnah mandi besar selanjutnya adalah mengguyurkan air ke kepala terlebih dahulu sebanyak tiga kali, sambil disertai dengan niat mandi besar.
6. Menyela-Nyela Rambut dengan Jari-Jari yang Telah Dibasahi
Aisyah menuturkan bahwa “Jika Rasulullah mandi junub, beliau mencuci tangannya dan berwudhu sebagaimana wudhu untuk sholat. Kemudian beliau mandi dengan menggosok-gosokkan tangannya ke rambut kepalanya hingga bila telah yakin merata mengenai dasar kulit kepalanya, beliau mengguyurkan air ke atasnya tiga kali. Lalu beliau membasuh badan lainnya” (HR. Bukhari).
7. Mengguyur Anggota Tubuh Bagian Kanan Terlebih Dahulu
Aisyah ra. menceritakan bahwa Rasulullah mandi besar dengan mendahulukan anggota tubuh bagian kanan. Beliau bertutur, “Jika salah seorang dari kami mengalami junub, maka ia mengambil air dengan kedua tangannya dan disiramkan ke atas kepala, lalu mengambil air dengan tangannya dan disiramkan ke bagian tubuh sebelah kanan, lalu kembali mengambil air dengan tangannya yang lain dan menyiramkannya ke bagian tubuh sebelah kiri” (HR. Bukhari).
8. Menggosok-gosok Anggota Tubuh
Menggosok seluruh tubuh dengan tangan dan memastikan lipatan-lipatan telah terkena air.
9. Berturut-Turut
Tidak diselingi dengan kegiatan apapun.
10. Sunnah bagi Wanita yang Mandi Setelah Haid atau Nifas
Jika mandi besar untuk bersuci dari haid atau nifas, disunnahkan untuk:
- Memastikan air terkena pangkal kepala dan menggosok-gosoknya,
- Menggunakan kapas atau kain untuk mengusap organ intim,
- Menggunakan wewangian untuk menyamarkan aroma darah setelah haid atau nifas.
Aisyah ra. menuturkan, “Asma’ bertanya kepada Rasulullah tentang mandi wanita haid. Maka beliau bersabda, “Salah seorang dari kalian hendaklah mengambil air dan daun bidara, lalu engkau bersuci, lalu membaguskan bersucinya. Kemudian hendaklah engkau menyiramkan air pada kepalanya, lalu menggosok-gosoknya dengan keras hingga mencapai akar rambut kepalanya. Kemudian hendaklah engkau menyiramkan air pada kepalanya tadi. Kemudian engkau mengambil kapas bermisik, lalu bersuci dengannya.
Punya rencana untuk berangkat umroh bersama keluarga? Yuk wujudkan rencana Anda cuma di umroh.com!
Lalu Asma’ berkata, “Bagaimana dia dikatakan suci dengannya?” Beliau bersabda, “Subhanallah, bersucilah kamu dengannya.” Lalu Aisyah berkata “Kamu sapu bekas-bekas darah haid yang ada (dengan kapas tadi)”.
Dan dia bertanya kepada beliau tentang mandi junub, maka beliau bersabda, ‘Hendaklah kamu mengambil air lalu bersuci dengan sebaik-baiknya bersuci, atau bersangat-sangat dalam bersuci kemudian kamu siramkan air pada kepala, lalu memijatnya hingga mencapai dasar kepalanya, kemudian mencurahkan air padanya’” (HR. Bukhari dan Muslim).