1
Doa

7 Syarat Syahadat Ini Harus Terpenuhi, Apa Saja?

Google+ Pinterest LinkedIn Tumblr
Advertisements
webinar umroh.com

Kesaksian terhadap keesaan Allah dan kerasulan Nabi Muhammad SAW menjadikan seseorang disebut sebagai orang yang beriman. Tetapi kesaksian bukan hanya diucapkan dalam kalimat syahadat. Ada syarat-syarat yang harus dipenuhi sebagai komitmen sejak syahadat dituturkan, agar kesaksiannya diterima. Berikut syarat yang perlu kita ketahui. 

Baca juga: Jalani Rukun Syahadat, maka Ini yang Anda Rasakan

Ilmu

Seseorang harus memiliki pengetahuan sebagai dasar yang membuatnya yakin terhadap isi kalimat syahadat. Ketika seseorang mengucapkan “Laa ilaaha illallah”, mereka mengetahui (dengan hati) bahwa memang tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, serta Nabi Muhammad adalah utusan (Rasul) Allah.  

syarat syahadat
source: shutterstock

Yakin

Umroh.com merangkum, agar syahadat diterima, seseorang harus memiliki keyakinan. Tidak ada keraguan terhadap kandungan dua kalimat syahadat. Jika keyakinan ini sudah tertanam, maka syahadat akan diterima Allah dan memberikan manfaat baginya. Allah akan mengakuinya sebagai orang yang beriman dan benar.  

Baca juga: Baca Al Quran secara Mudah dan Praktis, Cukup Lakukan Ini

Sebagaimana firman Allah pada surat Al Hujurat ayat 15, “Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar”.

Keraguan bisa menghalangi kebenaran iman. Mereka yang memiliki keraguan di dalam hatinya (terhadap kalimat syahadat) bisa digolongkan sebagai orang munafik. Saat keraguan sudah hilang dari dalam hati dan berganti dengan keyakinan, maka mereka dapat berjumpa dengan surga. Rasulullah bersabda, “Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah dan aku adalah utusan–Nya, tidaklah ada seorang hamba yang berjumpa dengan Allah dengan kalimat tersebut tanpa keraguan padanya maka surga akan melingkupinya (masuk surga).” 

syarat syahadat
source: shutterstock

Menerima 

Seseorang harus memiliki penerimaan bahwa memang tidak ada Tuhan selain Allah, dan Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah. Di dalam hatinya tidak ada penolakan atau pertentangan atas kebenaran ini. Ibarat seperti tanah subur yang mampu menerima air, sehingga mampu menumbuhkan banyak tanaman bermanfaat. 

webinar umroh.com

Baca juga: Jarang yang Tahu, Ini Pengertian Syahadat yang Sesungguhnya

Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya permisalan Allah Azza wa Jalla dengan apa-apa yang ada padaku dari petunjuk dan ilmu ini adalah bagaikan hujan yang membasahi bumi. Ada di antara bumi yang subur, ia dapat menerima air, menumbuhkan pohon-pohon dan tumbuh-tumbuhan yang banyak. Ada pula bumi yang tidak subur, ia tidak dapat menerima air tersebut, namun Allah memberikan manfaat bagi manusia, hingga mereka dapat minum darinya dan menggembalakan ternaknya. Dan ada pula bumi lain yaitu padang pasir yang tidak bisa menerima air dan tidak pula dapat menumbuhkan pohon-pohonan. Maka demikianlah permisalan bagi siapa yang paham terhadap agama Allah dan dapat mengambil manfaat dari apa-apa yang Allah mengutusku dengannya maka dia mengetahui dan mengajarkannya. Dan permisalan bagi siapa yang tidak mengangkat kepalanya dengan hal itu dan tidak menerima petunjuk Allah yang aku diutus dengannya”. 

Taat atau Patuh 

Bukan hanya mengetahui, meyakini, dan menerima, mengucapkan syahadat juga berarti menaati atau mematuhi Allah dan RasulNya. Keyakinan yang sudah diterima di dalam hati harus dicerminkan dengan perbuatan. Patuh terhadap perintah dan menjauhi larangan Allah yang disampaikan Rasulullah, serta melaksanakan sunnah Rasulullah.  

Mereka yang mengerjakan amal sholeh dengan ikhlas karena Allah disebut sebagai seseorang yang baik agamanya. Sebagaimana saat Allah menceritakan kisah Nabi Ibrahim dalam surat An Nisa ayat 125, “Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia pun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayangan-Nya” 

syarat syahadat
source: shutterstock

Orang yang senantiasa taat dan berbuat baik karena Allah juga akan selalu mendapat pertolongan dari Allah. Dalam surat Luqman ayat 22, Allah berfirman, “Dan barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia orang yang berbuat kebaikan, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang kokoh. Dan hanya kepada Allah-lah kesudahan segala urusan”. 

Jujur 

Seseorang harus mengucapkan syahadat tanpa dusta di hatinya. Tidak boleh hanya berucap di lisan namun di dalam hati meyakini hal sebaliknya. Tentu saja Allah mengetahui segala isi hati, serta mengetahui dusta yang dikatakan hambaNya. Jika seorang hamba jujur dengan syahadatnya, maka Allah akan mengharamkannya dari neraka. 

Rasulullah bersabda, “Tidak seorang pun yang bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah dan Muhammad adalah hambaNya dan utusanNya secara jujur dari hatinya melainkan Allah akan haramkan dirinya dari neraka”. 

syarat syahadat
source: shutterstock

Ikhlas 

Kesaksian seseorang akan diterima jika ia melakukannya karena Allah Ta’ala. Tak ada niat untuk menujukan perkataannya kepada Dzat selain Allah, serta memastikan hatinya bersih dari kesyirikan. Orang yang berhasil ikhlas dengan syahadatnya akan mencapai kebahagiaan dalam hidup. Sebagaimana sabda Rasulullah yang diriwayatkan Imam Bukhari, “Manusia yang paling bahagia dengan syafaatku adalah mereka yang mengucapkan laa ilaha illallaah ikhlas dari hati atau jiwanya”.

Cinta 

Syahadat akan diterima jika diucapkan dengan rasa cinta di dalam hati. Rasa cinta yang tercurah kepada Allah dan RasulNya, serta apa-apa yang diperintahkan. Ia juga mencintai orang-orang yang mengamalkan kandungan syahadat, serta membenci orang yang membatalkan syahadat. 

Baca juga: Makna Dua Kalimat Syahadat yang Wajib Diketahui

Orang beriman pastilah orang yang mencintai Allah. Dalam surat Al Baqarah ayat 165, Allah berfirman, “Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat lalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal)”. 

Kecintaan kepada Allah akan membuat seseorang mencintai RasulNya, mendahulukan perintah Allah di atas segalanya, mencintai orang-orang mukmin, dan membenci orang yang membenci Allah. Bukan hanya sekadar rasa, cinta ini juga dibuktikan dengan ketaatan dan kepatuhan terhadap perintahNya dan menjauhi laranganNya.

Tommy Maulana

Alumni BUMN perbankan yang tertarik berkolaboraksi dalam bidang SEO, Umroh, Marketing Communication, Public Relations, dan Manajemen Bisnis Ritel.