Syariat Islam sebenarnya merupakan hukum yang begitu indah serta dapat membawa banyak manfaat dan kebarokahan bagi umat manusia dan juga semesta alam. Keindahan syariat Islam sendiri dapat terlihat dalam beberapa hal, termasuk ketika perang.
Saat perang saja, begitu banyak aturan yang ada dalam islam dimana kesemua aturan itu memang bertujuan untuk menciptakan manfaat serta mencegah kemudharatan bagi umat manusia. Ketika perang dilarang untuk menyakiti sembaragan dalam aturan Islam. Dilarang pula melakukan pengkhianatan atau mutilasi. Jangan juga mencabut atau membakar telapak tangan serta menebangi pohon-pohon yang berbuah. Jangan menyembelih domba, sapi atau unta, kecuali untuk makanan.
Selain itu, dilarang pula membunuh para biarawan di biara-biara. Dan tidak diperkenankan juga membunuh mereka yang tengah beribadah. Dilarang juga menghancurkan desa dan kota, dan tidak dibolehkan pula merusak ladang dan kebun. juga tidak menyembelih sapi.
Aturan-aturan mulia dalam peperangan menurut Islam dapat kita lihat penerapannya salah satunya dalam perang Badar. Dalam pertempuran Badar, Nabi Muhammad SAW juga tidak membiarkan para tawanan yang ada sampai berpakaian lusuh. Karena itulah Nabi memerintahkan kepada para sahabat untuk mau memberikan pakaian yang layak untuk diberikan kepada para tawanan. Setelah Perang Badar, para tawanan perang dibawa.
Di antara mereka adalah Al-Abbas bin Abdul Muthalib. Dia tidak punya baju, jadi, nabi mencari kemeja untuknya. Ternyata kemeja Abdullah bin Ubayy memiliki ukuran yang sama. Selanjutnya, nabi Saw memberikannya kepada Al-Abbas untuk dipakai,”.
Jadi, siapa itu para teroris yang mengebom? Tidak ada satu ulama saleh yang membenarkan. Mereka saja bergerak sembunyi, ketahuan kan kenapa sembunyi? Cemen! Seperti maling, enggak mau ketahuan kebejatan mereka yang sebenarnya mereka tahu bukan ajaran Islam.
Apakah jika tidak menerapkan aturan lalu setelah itu menerapkan kebebasan, otomatis menghasilkan kebahagiaan? Lihatlah kebebasan yang selama ini dipuja-puja di negeri yang sudah menerapkannya? Pembunuhan, kriminalitas, perceraian, penyakit kelamin, ketidaknyamanan, kekacauan.
Lihatlah negeri ini setelah “bebas” lepas liar sejak reformasi? Apakah negeri demokratis otomatis menghasilkan kesejahteraan kebaikan dan kedamaian untuk rakyatnya?
”Tidak ada keraguan bahwa Indonesia sekarang negara paling demokratis di Asia Tenggara, dan ini adalah sesuatu yang tak seorang pun akan memperkirakan pada tahun 1998,” kata Marcus Mietzner, pengamat Indonesia dari Universitas Nasional Australia, (Sindonews 4 Sept 2014)
Tapi, siapa negara yang paling makmur di Asia Tenggara? Apakah negara tersebut adalah Indonesia? Sayangnya jawabannya Bukan! Singapura dan Brunei Darussalam adalah 2 negara, bahkan bukan hanya di Asia tapi di dunia, termasuk negara dengan pendapatan per kapita tertinggi di dunia.
Dan yang juga menjadi pertanyaan ialah apakah 2 negara itu merupakan negara yang paling demokratis? Apakah di sana mereka memiliki kebebasan sebebas di Indonesia di ruang-ruang publik? Pikirkan sendiri. Namun yang perlu kita ketahui bersama adalah Indonesia justru seringkali mendapati beberapa predikat buruk, seperti menjadi salah satu negara yang indeks korupsinya masih tinggi.
Celakanya juga, ketika berbicara negara korup, para penulis di luar sana dengan gembira dan entengnya menambahkan embel-embel “negara dengan populasi muslim terbesar di dunia”. Padahal, jelas-jelas bukan aturan Islam yang dipakai tapi tetap saja menyalahkan “kemusliman” orang-orangnya.
Bagaimana, apakah kita semua mampu menularkan nilai kebaikan dari syariat Islam? Teruslah berusaha dan berdoa, ya.
Bagaimana para sahabat, sudah mulai paham ya. Semoga tulisan ini bermanfaat. *Silahkan dishare ^__^*