1
Tag

Puasa Qadha

Browsing

Umroh.com – Sebelum membahas keutamaan puasa Rajab, ada baiknya kita pahami dulu tentang tuntunan puasa Rajab. Mayoritas ulama menjelaskan bahwa sebenarnya tidak ada amalan khusus di bulan Rajab. Jika ada hadis yang menyebutkan tentang amalan di bulan Rajab, para ulama menjelaskan bahwa hadis tersebut termasuk dhaif (lemah) atau bahkan tertolak. Ibnu Hajar menyebutkan tidak ada riwayat yang shahih dan layak untuk menjadi dalil keutamaan bulan Rajab. Demikian pula tentang puasa di bulan Rajab, atau shalat tahajud di malam tertentu di bulan Rajab. Mengenai hadis keutamaan puasa di bulan Rajab, para ulama menjelaskan bahwa tidak ada dalil khusus. Memang ada riwayat dari Abu Qilabah yang menuturkan bahwa ‘Di surga ada istana untuk orang yang rajin puasa Rajab’. Tetapi riwayat itu bukan hadis dari Rasulullah. Baca juga: Inilah Pengertian Puasa Nisfu Sya’ban Imam Al Baihaqi menyebut bahwa Abu Qilabah merupakan tabi’in senior. Mengenai riwayat tentang keutamaan puasa Rajab tersebut, itu merupakan kabar…

Umroh.com – Bagi umat Islam, ada bulan istimewa yang selalu dinanti, yaitu bulan Ramadhan. Bulan dimana berkah dari Allah melimpah bagi seluruh umat. Berikut ini akan dijelaskan beberapa kumpulan doa menyambut ramadhan. Selain menjadi saat diwajibkannya berpuasa, bulan Ramadhan juga menjadi bulan diturunkannya Al Quran. Karena itu, kita dianjurkan untuk menyambutnya dengan gembira. Sebagaimana firman Allah yang artinya, “Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu (Al Quran) dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.  Katakanlah: “Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan” (QS.Yunus: 57-58). Baca juga: Yuk Berburu Pahala! Ini Sunnah Puasa Ramadhan Berbagai kemuliaan bulan Ramadhan membuat banyak ulama mengekspresikan kegembiraannya lewat doa-doa yang indah. Doa-doa itu kini kita kenal sebagai doa menyambut Ramadhan. Walaupun sebenarnya tidak ada doa khusus menyambut Ramadhan…

Umroh.com – Meninggalkan puasa Ramadhan tanpa alasan yang jelas termasuk diharamkan. Namun Allah memberi keringanan bagi mereka yang benar-benar tidak mampu melakukannya. Puasa Ramadhan boleh ditinggalkan jika memiliki alasan jelas (misalnya sakit, musafir, atau haid). Puasa yang ditinggalkan itu wajib diganti di kemudian hari, seusai bulan Ramadhan (qadha). Dalil puasa qadha berikut ini menjadi pedomannya. Dalil Puasa Qadha Orang yang Sakit atau Musafir Boleh Mengqadha Puasa Ada keringanan dalam menjalankan ibadah puasa wajib bagi musafir atau orang yang sakit. Keduanya dibolehkan tidak berpuasa dan jumlah puasa yang ditinggalkan harus di-qadha di hari lain. Baca juga: Catat! Yuk Pahami Hukum Membatalkan Puasa Qadha Allah berfirman, “(Yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu):…

Umroh.com – Bulan Ramadhan menjadi bulan suci bagi umat Islam lantaran kaum muslimin diwajibkan untuk berpuasa selama satu bulan penuh. Meski demikian, Allah SWT tak menyulitkan hamba-Nya untuk beribadah. Sebagaimana mereka yang tak mampu berpuasa, Allah pasti beri keringanan. Berikut ini akan dijelaskan tentang niat membayar fidyah puasa yang wajib dipahami. Siapapun bisa mengganti puasa Ramadhan tersebut dengan membayar fidyah yakni memberi makan kepada orang miskin. Membayar fidyah juga dilakukan oleh mereka yang sakit keras dan kecil kemungkinan untuk sembuh. Baca juga: Ini 4 kunci Istiqomah dalam Beribadah Hukum Membayar Fidyah Adapun hukum membayar fidyah untuk mengganti puasa sudah ditetapkan Allah dalam Al Qur’an, yang berbunyi: “Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang miskin.” (QS. Al-Baqarah: 184) Maka dari itu hukum membayar fidyah adalah wajib adanya bagi mereka yang tak mampu menjalankan ibadah puasa karena sebab tertentu. Di dalam kitab-kitab…

Umroh.com – Bulan puasa Ramadhan yang berjalan satu bulan lamanya terkadang ada yang masih memiliki tanggungan untuk mengqadha puasanya seperti wanita haid, nifas, hamil, ibu menyusui atau orang-orang yang sakit dan safar. Lalu bagaimana hukum membatalkan puasa qadha? Berikut penjelasannya. Qadha adalah mengerjakan suatu ibadah yang memiliki batasan waktu di luar waktunya. Untuk kasus orang sakit misalnya, di bulan Ramadhan seseorang mengalami sakit berat sehingga tidak kuat berpuasa. Sesudah bulan Ramadhan dia mengganti puasanya tadi. Inilah yang disebut qadha. Karena itulah orang mukmin wajib mengganti puasanya di bulan lain selain bulan Ramadhan. Namun pelaksanaannya juga tak bisa sembarangan. Membatalkan niat mengganti hutang puasa Ramadhan tidak diperbolehkan ketika sesudah terbit fajar. Tetapi jika waktu untuk membayar hutang puasa Ramadhan tergolong lapang, maka tidak mengapa mengakhiri pembayaran hutang tersebut. Baca juga: Hukum Puasa Sya’ban Sebelum Memasuki Ramadhan Hal ini berdasarkan hadits A’isyah radhiyallahu ‘anha, “Jika saya memiliki hutang puasa Ramadhan, maka tidaklah…

Umroh.com – Qadha memiliki arti memenuhi atau melaksanakan. Sementara kata ‘qadha’ sendiri merupakan bentuk masdar dari kata dasar ‘qadhaa’. Berdasarkan istilah Ilmu Fiqh, qadha memiliki maksud sebagai pelaksanaan suatu ibadah di luar waktu yang telah ditentukan oleh Syariat Islam. Begini tata cara puasa qadha yang wajib dipahami. Seperti qadha puasa Ramadhan dimana itu berarti puasa Ramadhan dilaksanakan sesudah bulan Ramadhan. Namun, menurut ahli bahasa Arab, penggunaan istilah qadha dalam pengertian seperti tersebut sama sekali tidak tepat. Hal ini lantaran pada dasarnya kata qadha, semakna dengan kata “ada'” yang berarti pelaksanaan suatu ibadah pada waktu yang telah ditentukan oleh Syariat Islam. Karena itulah rasanya tidak tepat menyebut qadha’ sebagai istilah yang artinya bertolak belakang dengan ‘ada’. Tapi tetap saja istilah qadha’ sudah membudaya dan berlaku dalam ilmu fiqh. Baca juga: Patut Diamalkan, Inilah Keutamaan Puasa Sya’ban Tata Cara Puasa Qadha Sebagaimana yang telah diketahui umat muslim bahwa qadha puasa Ramadhan wajib…

Umroh.com – Pembahasan puasa qadha’ merupakan pembahasa yang baik untuk saling mengingatkan terkait membayar ‘hutang’ puasa bulan Ramadhan yang lalu. Adapun yang dimaksud dengan qadha adalah mengerjakan suatu ibadah yang memiliki batasan waktu di luar waktunya. Lalu apa hukum puasa qadha di hari Jumat? Hal ini terkhusus kasus orang sakit misalnya atau wanita haid, hamil dan menyusui di bulan Ramadhan. Sesudah bulan Ramadhan ia pun berkewajiban untuk mengganti puasanya. Inilah yang disebut qadha. Baca juga: Berani Cicipi 5 Kuliner Unik di Dubai Ini? Golongan Orang-orang yang Diberi Keringanan Berpuasa Umroh.com merangkum, ada beberapa golongan yang diberi keringanan bahkan diharuskan untuk tidak berpuasa di bulan Ramadhan. Meski demikian, mereka tetap wajib meng-qadha’ puasanya setelah lepas dari udzur, yaitu: Pertama, orang yang sakit dan sakitnya memberatkan untuk puasa termasuk wanita hamil dan menyusui apabila berat untuk puasa. Kedua, seorang musafir dan ketika bersafar sulit untuk berpuasa atau sulit melakukan amalan kebajikan. Ketiga, wanita…

Umroh.com – Puasa di bulan Ramadhan wajib dilaksanakan setiap umat muslim. Ibadah ini tidak boleh ditinggalkan tanpa alasan yang jelas. Namun Islam memberi kemudahan bagi mereka yang memiliki halangan (uzur). Puasa yang ditinggalkan boleh diganti dengan puasa di hari lain. Dan pelaksanaannya harus mengikuti ketentuan puasa qadha. Uzur yang umum menjadi sebab meng-qadha puasa Ramadhan adalah seseorang mengalami sakit, haid bagi wanita, dan perjalanan jauh (musafir). Allah berfirman, “Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain” (QS.Al Baqarah: 185). Baca juga: Perhatikan! Inilah 6 Waktu Haram Berpuasa Di sebuah hadis riwayat Imam Muslim, Aisyah ra. pernah berujar, “Kami dulu mengalami haid. Kami diperintarkan untuk mengqadha puasa dan kami tidak diperintahkan untuk mengqadha’ shalat.” Ketentuan Puasa Qadha Kapan Waktu untuk Mengqadha Puasa? Puasa qadha dilakukan di luar bulan Ramadhan. Jadi, ketika bulan Ramadhan telah usai, kita dibolehkan…

Umroh.com – Ibadah puasa merupakan salah satu cara mendekatkan diri kepada Allah. Walaupun sifatnya baik, namun ada waktu-waktu tertentu dimana kita dilarang berpuasa. Waktu haram berpuasa dirangkum umroh.com pada artikel kali ini. Waktu Haram Berpuasa 1. Tanggal 1 Syawal Waktu ini diharamkan untuk berpuasa. Sebab bertepatan dengan hari perayaan Idul Fitri. Hari dimana umat muslim merayakan kemenangan setelah berpuasa wajib selama sebulan penuh. Berpuasa di hari tersebut hukumnya haram. Baca juga: Ini 7 Persiapan Menyambut Ramadhan yang Wajib Diingat! 2. Tanggal 10 Dzulhijjah Mirip dengan tanggal 1 Syawal, tanggal 10 Dzulhijjah juga termasuk waktu haram berpuasa. Karena di hari itu umat muslim merayakan hari raya Idul Adha. Saat itu umat muslim yang mampu dianjurkan untuk menyembelih hewan kurban. Kemudian dibagikan kepada masyarakat sekitar. Jadi, berpuasa di waktu tersebut tidak dibolehkan. Larangan berpuasa di hari Idul Fitri dan Idul Adha berasal dari hadis yang diriwayatkan Imam Muslim. Abu Hurairah ra menuturkan…

Umroh.com – Biasanya saat menjelang Ramadhan, sanak keluarga serta sahabat kerap mengucapkan dan memberi selamat Ramadhan. Dan biasanya yang disampaikan adalah Ramadhan Mubarak atau Ramadhan Kareem. Lalu apa pengertian dari ramadhan kareem itu sendiri? Di Indonesia sendiri ucapan-ucapan tersebut juga sering didengar maupun dituliskan saat bulan Ramadan. Tradisi yang berbeda-beda juga sering dilakukan warga Indonesia saat bulan suci ini tiba seperti mengadakan pawai dan semacamnya. Baca juga: Ini Hal-hal yang Dilarang Selama Puasa Ramadhan Pengertian Ramadhan Kareem Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin ditanya mengenai hukum kalimat ‘Ramadhan Kareem’ menjawab: “Hukumnya adalah bawah kalimat ini “Ramadhan Karim” (terjemahnya: Ramadhan itu pemurah) adalah tidak benar. Yang benar adalah “Ramadhan Mubarak” (Ramadhan yang diberkahi) atau yang semisal, karena bukan Ramadhan yang memberi sehingga disebut pemurah, akan tetapi Allah Ta’ala yang memberikan keutamaan ini.” [Majmu’ Fatawa Syaikh Al-‘Ustaimin 20/254) Oleh karena itu hendaknya kita mengikuti nash yang menyebut Ramadhan dengan sebutan “Ramadhan Mubarak” sebagaimana…