Umroh.com – Bulan Ramadhan ialah bulan penuh berkah dan keistimewaan. Banyak amalan – amalan yang senantiasa dapat dilakukan agar kita bisa mendapatkan pahala serta rahmat dari Allah SWT. salah satu amalan pada bulan Ramadhan yang bisa kita lakukan ialah beritikaf dalam masjid. Sebelum melakukannya, tentu Anda harus mengetahui tata cara itikaf di masjid ketika bulan ramadhan.
Sesungguhnya I’tikaf termasuk ibadah yang dilakukan pada bulan Ramadhan, berusahalah untuk dapat beri’tikaf walaupun hanya sebentar. Aktivitas ini mendadak menjadi aktivitas yang banyak dilakukan oleh umat muslim saat Ramadhan. Terlebih pada sepuluh hari terakhir, setiap muslim berbondong bondong beri’tikaf di masjid demi mendapatkan malam kemuliaan “lailatul qadr”.
Baca juga : Ternyata Begini Lho Hukum Membayar Fidyah Puasa
Anjuran Beritikaf Di Bulan Ramadhan
I’tikaf secara bahasa berarti menetap pada sesuatu. Sedangkan secara syar’i, i’tikaf berarti menetap di masjid dengan tata cara yang khusus disertai dengan niat. I’tikaf merupakan bentuk usaha seorang hamba untuk menahan diri dari kesenangan dunia, mendorong diri untuk taat kepada Allah, mencurahkan waktu luang hanya untuk beribadah kepada Allah demi mendapatkan ridhaNya.
Menjauhkan diri dari hal hal yang diharamkan, menjaga dari nafsu amarah sehingga terhindar dari kemaksiatan, membersihkan hati dan mengolah jiwa untuk berzuhud dari segala bentuk kesenangan dunia. I’tikaf akan berhukum wajib bagi orang yang melaksanakan nazar. Jika seseorang itu berniat nazar melaksanakan i’tikaf selama waktu tertentu dan terus menerus.
Umroh.com merangkum, ia tidak boleh keluar dari masjid sama sekali kecuali hanya untuk membuang hajat, wudlu dan udzur syar’i lainnya. Adapun jika ia keluar tanpa ada udzur seperti untuk bertamasya, atau untuk perkara yang tidak penting maka hal itu haram, otomatis terputus i’tikafnya, dan harus mengulang lagi i’tikaf nazarnya dari awal.
Tata Cara Itikaf Sesuai Anjuran Rasulullah SAW
Diriwayatkan dari Aisyah r.a, ia berkata, “Apabila telah masuk hari kesepuluh, yakni sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengencangkan kain sarungnya dan menghidupkan malam-malam tersebut serta membangunkan istri-istrinya.” (Muttafaq Alaihi)
Di dalam hadis tersebut Aisyah menjelaskan bahwa Rasulullah pada malam i’tikaf melakukan beberapa hal yaitu :
- Berniat untuk melakukan itikaf, karena tidak sah suatu amalan melainkan dengan niat.
- Pergi ke masjid, karena beritikaf tempatnya harus di masjid.
- “mengencangkan kain sarungnya” yang dimaknai bahwa Rasul tekun beribadah, mencurahkan waktu untuknya dan bersungguh-sungguh di dalamnya. Ada yang berpendapat, yang dimaksud dengannya ialah menjauhi wanita untuk menyibukkan diri dengan ;peribadatan.
- Disunnahkan untuk mulai ber’itikaf setelah sholat subuh. Dari ‘Aisyah Radliyallaahu ‘anha bahwa :
“Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bila hendak beri’tikaf, beliau sholat Shubuh kemudian masuk ke tempat i’tikafnya”. (HR Muslim).
Bila banyak alasan dan pembenaran menunda ke Baitullah, maka ketaatan takkan maksimal. Dan kehadiran Umroh.com akan menyempurnakan ibadah Anda!
[xyz-ihs snippet="Iframe-Package"]
- Rasulullah “menghidupkan malamnya”. Rasulullah menghidupkan seluruh malam dengan begadang untuk melakukan sholat dan selainnya, atau menghidupkan sebagian besarnya.
- “membangunkan keluarganya” yakni membangunkan mereka dari tidur untuk beribadah dan sholat. Diriwayatkan dari Aisyah r.a., ia berkata, ”Jika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ingin melakukan i’tikaf, beliau mengerjakan sholat Shubuh, baru kemudian masuk ke tempat i’tikafnya. (Muttafaq Alaihi)
Syarat-syarat I’tikaf yang harus Dipenuhi
- Orang yang melaksanakan i’tikaf beragama Islam
- Orang yang melaksanakan i’tikaf sudah baligh, baik laki-laki maupun perempuan
- I’tikaf dilaksanakan di masjid, baik masjid jami’ maupun masjid biasa
- Orang yang akan melaksanakan i’tikaf hendaklah memiliki niat i’tikaf
- Orang yang beri’tikaf tidak di syaratkan puasa. Artinya orang yang tidak berpuasa boleh melakukan i’tikaf.
Amalan Yang Dapat Dilaksanakan Selama I’tikaf
- Melaksanakan salat sunat, seperti salat tahiyatul masjid, salat lail dan lain-lain
- Membaca al-Qur’an dan tadarus al-Qur’an
- Berdzikir dan berdo’a
- Membaca buku-buku agama
Hal-hal yang Membatalkan Itikaf Ramadhan
- Berjima’ atau perbuatan-perbuatan muqaddimahnya.
- Keluar dari masjid bukan untuk suatu keperluan mendesak.
- Gila / hilang akal
- Murtad.
- Haidh dan Nifas bagi seorang wanita.
Punya rencana untuk berangkat umroh bersama keluarga? Yuk wujudkan rencana Anda cuma di umroh.com!
Jika I’tikaf pada sepuluh hari terakhir Ramadhan bukanlah hal yang mudah untukmu, atau dengan waktu yang lebih lama, maka berusahalah untuk beri’tikaf walaupun hanya satu atau dua jam, atau sepanjang waktumu di masjid, dan sibukkan dirimu pada waktu itu dengan halhal yang dapat mendekatkan diri kepada Allah. Allah berfirman :
“Maka bertakwalah kamu kepada Allah sesuai kemampuanmu” (QS. At Taghabun 16).