Umroh.com – Bagi setiap muslim, sudah seharusnya untuk mengetahui apa saja yang ada dalam ajaran islam. Salah satunya adalah tawasul, tawaul adalah mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan melaksanakan ibadah dan menjalankan ketaatan kepada Allah SWT serta selalu mengikuti petunjuk yang telah diberikan oleh Rasulullah SAW dan tak lupa untuk mengamalkan seluruh hal yang cintai dan diridhoi oleh Allah SWT. Atau tawasul itu sendiri mempunyai arti lain yaitu melaksanakan ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan mendapatkan ridho serta surga-Nya jika berdasarkan.
Baca juga : Dosa Syirik Tiada Bandingannya? Benarkah?
Macam – Macam Tawasul
Adapun tawasul (mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan cara tertentu) ada tiga macam :
- Masyru’ adalah tawasul kepada Allah SWT dengan Asma dan sifatnya Allah SWT dengan amal shalih yang dikerjakannya atau melalui doa orang shalih yang masih hidup.
- Bid’ah adalah mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan cara yang tidak disebutkan dalam syariat islam. Atau biasa yang disebut dengan menambah – nambahkan segala sesuatunya yang tidak terdapat di dalam syariat islam. Seperti bertawasul kepada para Nabi dan orang-orang shalih dengan memandang kedudukan mereka, kehormatan mereka, dan sebagiannya
- Syirik adalah bila menjadikan orang-orang yang sudah meninggal. Lalu dijadikan sebagai rantai dalam ibadah mereka, termasuk berdoa kepada mereka yang sudah meninggal, meminta hajat dan memohon pertolongan kepada mereka yang sudah meninggal.
Penjelasan dari Macam – Macam Tawasul
Di dalam islam terdapat beberapa jenis tawasul yang belum banyak orang tahu, berikut pembahasannya :
1. Penjelasan Tawasul Masyru’
Tawasul yang masyru (yang di syariatkan) ini terdapat 3 macam yaitu :
- Tawasul dengan nama-nama dan sifat-sifat Allah SWT. Tawasul ini adalah tawasul dimana seseorang memulai berdoa kepada Allah SWT dengan menganggungkan, membesarkan, memuji, menyucikan terhadap dzat-dzat Allah SWT yang Maha Tinggi, serta nama-nama indah dan sifat-sifat-Nya yang tinggi kemudian berdoa dengan apa yang Dia inginkan dengan menjadikan pujian, pengagungan, dan pensucian ini hanya untuk Allah SWT agar Allah SWT mengabulkan doanya dan mengambul apa yang seseorang minta kepada-Nya dan Dia pun mendapatkan apa yang dia minta kepada Rabb-nya. Adapun dalil dari Al-Quran mengenai tawasul yang masyru kepada Allah SWT ini adalah, Allah SWT berfirman : “Hanya milik Allah Asmaul-Husan, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut Asmaul-Husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dan kebenaran dalam (menyebut) Nama-Nya. Nanti mereka akan mendapatkan balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al-Araaf : 180)
- Seorang muslim bertawasul dengan amal shalihnya, Allah SWT berfirman :“Yaitu orang-orang yang berdoa : ‘Ya Rabb kami, sesungguhnya kami telah beriman, maka ampunilah segala dosa kami dan peliharalah kami dari siksa Neraka.” (QS. Ali-Imran : 16). Adapula dalil lainnya yaitu mengenai kisah tiga orang penghuni gua yang bertawasul kepada Allah SWT dengan mengerjakan amal-amal mereka yang shalih lagi ikhlas, yang mereka tujukan untuk mengharap wajah Allah SWT yang Maha Mulia, maka mereka diselamatkan dari batu yang menutupi gua tersebut.
Tak hanya menjadi tamu Allah, umroh juga melancarkan rezeki Anda. Yuk temukan paketnya cuma di Umroh.com!
[xyz-ihs snippet="Iframe-Package"]
- Tawasul kepada Allah dengan doa orang shalih yang masih hidup. Jika seorang muslim sedang menghadapi kesulitan atau sedang tertimpa musibah yang besar, namun orang tersebut menyadari kekurangan – kekurangannya di hadapan Allah, sedangkan orang tersebut ingin mendapatkan sebab yang kuat kepada Allah, lalu orang tersebut pergi kepada orang yang shalih dan diyakinin mengenai ketakwaannya, atau seseorang yang mengetahui ilmu pengetahuan mengenai Al-Quran dan As-Sunnah, kemudian orang tersebut meminta kepada orang shalih itu untuk berdoa kepada Allah SWT untuk dirinya, supaya dibebaskan dari segala kesedihan dan kesusahan, maka cara demikian diperbolehkan. Seperti hadits yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik, ia berkata : “Pernah terjadi musim kemarau pada masa Rasulullah SAW yaitu, ketika Nabi SAW berkhotbah di hari Jumat. Tiba-tiba berdirilah seorang Arab Badui, ia berkata : “Wahai Rasulullah, telah musnah harta dan telah kelaparan keluarga.” Lalu Rasulullah mengangkat kedua tangannya seraya berdoa : “Ya Allah turunkanlah hujan kepada kami. Ya Allah, turunkanlah hujan kepada kami.” Tidak lama kemudian turunlah hujan.” (HR. Bukhari)
2. PenjelasanTentang Tawasul yang Bid’ah
- Tawasul dengan kedudukan Nabi Muhammad SAW atau kedudukan orang selainnya. Perbuatan diatas merupakan perbuatan yang bid’ah dan tentunya tidak boleh dilakukan. Adapun hadits yang berbunyi : “Jika kalian hendak memohon kepada Allah, maka mohonlah kepada-Nya dengan kedudukan ku, karena kedudukan ku di sisi Allah adalah agung.” Hadits diatas merupakan hadits bathil atau yang tidak jelas mengenai asal-usulnya dan tidak terdapat sama sekali dalam kitab-kitab hadits yang menjadi rujukan.
- Tawasul dengan dzat makhluk. Tawasul ini seperti bersumpah dengan makhluk dan tentunya tidak diperbolehkan, bahkan termasuk syirik. Sebagaimana yang disebutkan di dalam hadits. “Dan Allah tidak menjadikan permohonan kepada makhluk sebagai sebab dikabulkannya doa dan Dia tidak mensyariatkan hal tersebut kepada hamba-Nya.”
- Tawasul dengan hak makhluk, tawasul ini pun juga tidak diperbolehkan karena dua alasan. Pertama, bahwa Allah tidak wajib memenuhi hak atas seseorang, justru sebaliknya. Allah-lah yang menganugerahkan hak tersebut kepada makhluknya. Kedua, hak yang dianugerahkan Allah kepada hamba-Nya adalah hak khusus bagi diri hamba tersebut dan tidak ada kaitannya dengan orang lain di dalam hak tersebut.
Punya rencana untuk berangkat umroh bersama keluarga? Yuk wujudkan rencana Anda cuma di umroh.com!
3. Penjelasan Tentang Tawasul yang Syirik
Umroh.com merangkum, tawasul yang syirik itu adalah menjadikan orang yang sudah meninggal dijadikan sebagai perantara dalam beribadah. Allah SWT berfirman :
“Ingatlah, hanya milik Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata) : ‘kami tidak menyembah mereka melainkan agar mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan se dekat-dekatnya.’ Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak memberikan petunjuk bagi orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar.” (QS. Az-Zumar : 3)