1
Muslim Lifestyle

Tayamum di Pesawat, Bolehkah? Ini Ketentuannya!

Google+ Pinterest LinkedIn Tumblr
Advertisements
webinar umroh.com

Umroh.com – Seseorang yang sedang dalam perjalanan tetap terkena kewajiban untuk melakukan shalat wajib lima waktu. Tetapi ada keringanan yang Allah berikan bagi para musafir, seperti menjamak dan meng-qashar shalat, serta bertayamum jika tidak menemukan air.  Berikut akan dijelaskan tata cara tayamum di pesawat beserta ketentuannya.

Demikian halnya jika bepergian jarak jauh dengan pesawat terbang. Misalnya saat umroh ke Tanah Suci, atau perjalanan ke luar negeri lainnya. Berjam-jam di dalam pesawat bisa jadi membuat kita bertemu dengan waktu shalat wajib saat masih berada dalam pesawat.  

Baca juga: Jangan Sampai Salah! Begini Tata Cara Tayamum yang Benar

Berdasarkan pemaparan tim umroh.com, menunggu hingga pesawat mendarat akan terlalu lama dan dikhawatirkan waktu shalat habis atau terlewat. Karenanya kita dibolehkan shalat di dalam pesawat. Lalu, bagaimana caranya bersuci di dalam pesawat? Berwudhu di pesawat bisa jadi merupakan hal yang sulit, mengingat banyaknya jumlah penumpang. Jika berwudhu dengan air tidak memungkinkan, maka ikutilah solusi cara bertayamum di pesawat berikut ini.

Bertayamum dengan Sho’id 

Al Qur’an menyampaikan bahwa media yang bisa digunakan untuk bertayamum adalah sho’id. Ketentuan ini tercantum dalam surat An Nisa ayat 43. Allah berfirman, “Jika kalian tidak menjumpai air, lakukanlah tayamum dengan menggunakan sho’id yang suci”.  

Sho’id artinya adalah permukaan bumi. Dalam hal ini, permukaan bumi atau Sho’id yang bisa digunakan untuk tayamum berarti adalah batu, kerikil, pasir, tanah, debu, dan sebagainya. Ibnu Abbas juga pernah menuturkan bahwa sha’id yang paling bagus adalah tanah pertanian. 

Lalu masalahnya, apakah di pesawat ada sho’id yang bisa digunakan untuk tayamum? Sementara tidak banyak elemen permukaan bumi di dalam pesawat. Bisakah benda yang bukan berupa tanah, batu, atau kerikil, digunakan untuk bertayamum? 

Mau dapat tabungan umroh hingga jutaan rupiah? Yuk download aplikasinya di sini sekarang juga!

Pastikan ada Sho’id di Benda-Benda di Dalam Kabin 

Ada perbedaan pendapat di kalangan para ulama mengenai hal ini. Tetapi pendapat paling kuat adalah sho’id selain tanah batu atau kerikil bisa digunakan untuk bertayamum. Para ulama menjelaskan bahwa ada dua macam media yang bisa digunakan untuk bertayamum:  

webinar umroh.com
  1. Semua yang ada di permukaan bumi, selain zat cair apapun bentuknya. 
  2. Unsur-unsur bumi yang menempel di benda yang bukan unsur bumi. Contohnya, debu yang menempel pada kursi atau baju. 

Sementara Imam Ahmad juga berpendapat bahwa jika ada seseorang yang menempelkan tangannya di kain atau pakaian yang terdapat debu di permukaannya, maka boleh digunakan untuk bertayamum.

Berwudhu di dalam pesawat bisa dilakukan jika di permukaan benda-benda yang ada di dalam kabin, misalnya dinding, kursi, atau jendela, terdapat debu. Jendela dan dinding pesawat, serta kursinya, bukanlah unsur bumi. Benda-benda tersebut sebenarnya tidak bisa digunakan untuk bertayamum. Tetapi keberadaan debu di permukaannya bisa menjadi media untuk bertayamum. Karena itu, sebelum memutuskan untuk bertayamum di pesawat, lebih baik cek dulu apakah ada debu di permukaan benda-benda dalam kabin atau tidak. 

Harga pas di kantong, yuk pilih paket umroh Anda cuma di umroh.com!

[xyz-ihs snippet="Iframe-Package"]

Bagaimana Jika Tidak Ada Debu? 

Jika tidak terdapat debu di permukaan benda-benda di dalam kabin, maka penumpang pesawat dibolehkan untuk melakukan shalat tanpa bersuci. Para ulama berpendapat bahwa hal itu dilakukan berdasarkan pertimbangan darurat dan termasuk pengecualian. Ini diungkapkan oleh Imam Ibnu Utsaimin.  

Bolehnya shalat tanpa bersuci dikarenakan di dalam kabin pesawat tidak ada media yang bisa digunakan untuk bersuci dengan tayamum, sementara waktu shalat hampir habis. Jika menunggu waktu mendaratnya pesawat, maka kita tidak bisa melaksanakan shalat wajib lima waktu. 

Pertimbangan darurat dan pengecualian tersebut juga berlaku bagi orang yang tidak bisa berwudhu atau bertayamum karena terhalang oleh sesuatu yang diperbolehkan (udzur syar’i). Misalnya seseorang yang tidak bisa menggerakkan badannya karena lumpuh, dan tidak ada yang bisa membantu dirinya untuk bertayamum atau berwudhu, sementara waktu shalat hampir habis. Maka ia boleh melakukan shalat tanpa bersuci sebelumnya. 

Punya rencana untuk berangkat umroh bersama keluarga? Yuk wujudkan rencana Anda cuma di umroh.com!

Tata Cara Tayamum di Pesawat 

Jika sedang dalam perjalanan panjang di dalam pesawat dan tiba waktu shalat, sementara tidak bisa melakukan wudhu dengan air, maka dibolehkan untuk melakukan tayamum di pesawat. Tayamum di pesawat bisa dilakukan jika terdapat debu di permukaan benda-benda yang ada di dalam kabin. Berikut adalah tata caranya.

  1. Membaca Basmalah 
  2. Menghadirkan niat tayamum. Bisa dikuatkan dengan lafal: 

نَوَیْتُ َّ التیَُّ ممَ لِاِسْتباحَةِ َّ الصلاَةِ فَرْضًا ِﷲِ تَعَالَى

Nawaitut tayyammuma listibahatish sholaati lillaahi ta’aala 

Artinya: Aku berniat tayamum agar bisa mengerjakan shalat karena Allah Ta’ala.  

  1. Meletakkan kedua telapak tangan pada dinding atau kursi pesawat. 
  2. Mengusapkan kedua telapak tangan tersebut ke wajah. Pastikan seluruh bagian wajah terkena usapan, mulai dari batas rambut dan dahi sampai dagu, dan batas telinga. 
  3. Meletakkan lagi kedua telapak tangan pada dinding atau kursi pesawat untuk digunakan mengusap kedua tangan. Pada bagian ini, usahakan tidak menempelkan telapak tangan pada tempat yang telah digunakan sebelumnya. 
  4. Usap tangan kanan dengan tangan kiri, mulai dari punggung tangan dan naik ke arah siku, lalu menuju bagian bawah tangan hingga ke pergelangan tangan dan ibu jari.
  5. Tanpa terputus, gunakan ibu jari tangan kanan untuk mengusap ibu jari tangan kiri. 
  6. Mengusap tangan kiri sebagaimana mengusap tangan kanan. Mulai dari punggung siku lalu mengarah ke pergelangan tangan. 
  7. Berdoa setelah selesai tayamum dengan lafal: 

 أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إَِّ لا اﷲُ، وَحْدَهُ لَا شَرِیْكَ لَهُ، وَ أشْهَدُ أَ َّ ن مُحََّ مدًا عَبدُهُ وَرَسُوْلهُ، ا َّ للهَُّ م اجْعَلْنِي مِنَ َّالتَّ وابِیْنَ، وَاجْعَلنِي مِنَ الْمُتَطَِّ هرِیْنَ وَاجْعَلني مِنْ عِبَادِكَ َّ الصالحِیْنَ سُبْحَانَكَ اَ َّ للهَُّ م وَبحَمْدِكَ، أشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إَِّ لا أَنْتَ، أسْتغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إلَیْكَ

Asyhadu allaa ilaha illallah, wahdahu laa syarikalah, wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhu wa rosuuluh. Allahummaj’alni minattawwabiina, waj’alni minal mutatohhiriina, waj’alni min ‘ibaadikash shoolihiin. Subhaanakallhumma wabihamdika, asyhadu allaa ilaaha illa anta, astaghfiruka wa-atuubu ilaik

Artinya: Aku bersaksi tiada tuhan selain Allah semata yang tiada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Ya Allah, jadikanlah aku sebagai orang-orang yang bertaubat, jadikanlah aku sebagai orang-orang yang bersuci, dan jadikanlah aku sebagai hamba-hamba-Mu yang saleh. Mahasuci Engkau, ya Allah. Dengan kebaikan-Mu, aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Engkau. Dan dengan kebaikan-Mu, aku memohon ampunan dan bertaubat pada-Mu.

Tommy Maulana

Alumni BUMN perbankan yang tertarik berkolaboraksi dalam bidang SEO, Umroh, Marketing Communication, Public Relations, dan Manajemen Bisnis Ritel.