Umroh.com – Hubungan antara wanita dan pria yang bukan muhrim dilakukan dalam ikatan pernikahan. Islam tidak mengajarkan dan menjamin hubungan lainnya, seperti pacaran. Sehingga ada beberapa umat muslim yang melakukan taaruf. Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam mengatakan, “wahai para pemuda siapa di antara kamu yang memiliki kemampuan, maka menikahlah. Karena sesungguhnya nikah itu dapat menahan/memelihara pandangan (dari maksiat) dan menjaga kemaluan (dari hubungan seksual yang diharamkan) dan barang siapa yang belum mampu, hendaknya ia berpuasa karena itu menjadi pengendali baginya”. Lalu bagaimana tips taaruf agar berjalan lancar hingga pernikahan?
Baca juga: Ini Tujuan Taaruf yang Perlu Diketahui
Tips Taaruf agar Lancar
1. Tetap Memperhatikan Batasan
Proses taaruf hanyalah tahap untuk saling mengenal dan bertukar informasi, sehingga tidak elok jika disertai dengan sikap-sikap layaknya wanita dan pria yang sudah terikat pernikahan.
Tim umroh.com memaparkan, tetap perhatikan batasan yang telah ditetapkan oleh agama. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menjelaskan, “Tidak boleh antara laki-laki dan wanita berduaan kecuali disertai oleh muhrimnya, dan seorang wanita tidak boleh bepergian kecuali ditemani oleh muhramnya” (HR. Muslim). Rasulullah juga bersabda, “Jangan sampai kalian berdua-duaan dengan seorang wanita (yang bukan mahramnya), karena setan adalah orang ketiganya.” (HR. Ahmad).
Mau dapat tabungan umroh hingga jutaan rupiah? Yuk download aplikasinya di sini sekarang juga!
Sebelum menikah, calon pasangan masih berstatus orang lain. Jadi batasan tersebut masih berlaku, sehingga keduanya tidak dibolehkan berduaan atau berkomunikasi dengan pesan-pesan mesra.
Dalam proses taaruf, pastikan tidak melakukan hal-hal yang Allah larang tersebut. Insyaa Allah proses yang baik akan menuntun calon pasangan ke pernikahan yang lebih berkah.
2. Dapatkan Informasi secara Detil
Pastikan kita memanfaatkan taaruf dengan baik. Carilah informasi tentang calon pasangan sebanyak-banyaknya. Ketahui keinginan kita dan apa yang kita butuhkan dari seorang pasangan hidup, lalu sesuaikan dengan informasi yang diperoleh.
Informasi bisa diperoleh melalui berbagai cara. Selain dari CV taaruf, kita bisa bertanya kepada mediator jika ia adalah orang yang juga mengenal calon pasangan. Selain itu, kita bisa bertanya kepada orang-orang terdekat calon pasangan, seperti ibu atau ayahnya jika memungkinkan, sahabatnya, tetangganya, atau rekan kerjanya. Untuk menguatkan informasi, kita juga bisa melakukan pengamatan di tempat-tempat ia sering beraktivitas.
Kumpulkan informasi secara lengkap, hingga kita mendapatkan gambaran jelas mengenai pribadi calon pasangan. Informasi itu bisa menjadi pertimbangan untuk menghentikan atau melanjutkan taaruf, atau mempersiapkan diri dengan segala konsekuensi dan suka duka jika memilih untuk melanjutkan. Pengumpulan informasi sangat penting agar kita bisa menyiapkan diri sebelum memasuki gerbang pernikahan, dan tidak merasa terjebak atau ‘membeli kucing dalam karung’.
3. Tidak Berlebihan saat Nadhor
Tips taaruf selanjutnya, ketika proses taaruf berlanjut, maka kedua calon mempelai akan menjalani proses nadhor. Nadhor adalah melihat calon pasangan secara langsung, dan ini merupakan anjuran Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
Nadhor perlu dilakukan agar pernikahan lebih langgeng. Dahulu, pernah ada seorang pemuda yang menghampiri Rasulullah dan menyampaikan bahwa dirinya akan menikahi seorang wanita Anshar.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam kemudian bertanya padanya, “Apa engkau sudah melihatnya?”. Pemuda itu menjawab, “Belum, Ya Rasulullah”. Rasulullah kemudian menyuruhnya dan bersabda, “Lihatlah wanita itu, agar cinta kalian lebih langgeng”. Nadhor bisa dilakukan di rumah calon pengantin wanita, dan menjadi kesempatan calon pria untuk bertemu orang tua calon mempelai wanita.
Tips agar nadhor dalam taaruf berjalan lancar dan diberkahi, pastikan kita tidak berlebihan dalam melihat calon pasangan. Hindari godaan setan yang berusaha membangkitkan hawa nafsu dengan membuat kita terlalu terpesona dengan ketampanan atau kecantikan calon pasangan.
Harga pas di kantong, yuk pilih paket umroh Anda cuma di umroh.com!
[xyz-ihs snippet="Iframe-Package"]
4. Menjaga Diri dari Zina
Zina ternyata sangat dekat dengan kita. Seseorang bisa terjebak zina jika tidak bisa menjaga mata, telinga, lisan, tangan, kaki, bahkan hati. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Setiap anak Adam telah ditakdirkan bagian untuk berzina dan ini suatu yang pasti terjadi, tidak bisa tidak. Zina kedua mata adalah dengan melihat. Zina kedua telinga dengan mendengar. Zina lisan adalah dengan berbicara. Zina tangan adalah dengan meraba (menyentuh). Zina kaki adalah dengan melangkah. Zina hati adalah dengan menginginkan dan berangan-angan. Lalu, kemaluanlah yang nanti akan membenarkan atau mengingkari yang demikian” (HR. Muslim).
Karena itu, pastikan kita menjaga hati dan menjaga anggota tubuh lain agar tidak terjebak zina terhadap calon pasangan yang masih berstatus orang lain. Pastikan tidak ada rasa condong yang berlebihan di dalam proses taaruf.
5. Merahasiakan Proses Taaruf
Umroh.com merangkum, tips taaruf terakhir yakni tidak perlu mengumbar cerita tentang proses taaruf kepada orang lain. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Rahasiakan pinangan, umumkanlah pernikahan”.
Jika proses pinangan dianjurkan untuk dirahasiakan, maka proses taaruf seharusnya juga dirahasiakan. Taaruf, yang dilakukan sebelum pinangan atau khitbah, adalah tahap awal untuk mengenal dan mencari informasi tentang calon pasangan. Akan lebih nyaman jika proses ini dirahasiakan, karena kita tidak bisa memperkirakan apa yang akan terjadi di masa depan.
Dalam proses taaruf, bisa jadi ada keputusan untuk tidak melanjutkannya dengan berbagai sebab. Intinya, ketidakcocokan yang ditemukan saat taaruf lebih baik disadari agar tidak terlambat dan berlarut-larut. Jika menemukan ketidakcocokan yang tidak bisa ditoleransi atau dikompromikan, maka proses taaruf bisa dihentikan.
Punya rencana untuk berangkat umroh setelah taaruf? Yuk wujudkan rencana Anda cuma di umroh.com!
Jika kabar tentang taaruf sudah tersebar dan ternyata tidak berlanjut, tentunya menghentikan proses taaruf akan menimbulkan ketidaknyamanan. Bisa jadi ada rasa malu atau rasa tidak enak di antara kedua calon mempelai. Karena itu, proses taaruf sebaiknya dirahasiakan.