Umroh.com – Bacaan taawudz juga disebut dengan bacaan isti’adzah, yang artinya permohonan perlindungan kepada Allah. Lewat ayat tersebut, Allah mengajarkan kepada kita untuk memohon kepadanya agar dilindungi dari godaan setan yang terkutuk. Dan ternyata para ulama telah menentukan waktu membaca taawudz yang terbaik.
Perintah untuk memohon perlindungan atau membaca taawudz tercantum dalam Al Quran. Allah berfirman:
فَإِذَا قَرَأْتَ الْقُرْآنَ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
“Apabila kamu membaca Al-Qur’an, mintalah perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk.” (QS.An Nahl: 98).
Baca juga: Terlengkap, Ini Serba-serbi Sholat Gerhana
Waktu Membaca Taawudz
1. Sebelum atau Sesudah Membaca Al Quran
Umroh.com merangkum, dalam surat yang memerintahkan isti’adzah, para ulama menjelaskan bahwa membaca taawudz dilakukan setelah membaca Al Quran. Hal itu disebabkan karena kalimat dalam ayat tersebut menggunakan bentuk masa lampau.
Tetapi mayoritas ulama menjelaskan bahwa waktu membaca taawudz adalah sebelum membaca Al Quran. Para ulama mendasarkannya pada ayat tentang perintah wudhu (QS.Al Maidah: 6) yang juga menggunakan bentuk masa lampau, namun kandungan artinya memiliki makna ‘akan datang’.
Mau dapat tabungan umroh hingga jutaan rupiah? Yuk download aplikasinya di sini sekarang juga!
Ada ulama yang berpendapat bahwa taawudz dibaca setelah membaca Al Quran. Karena itulah muncul pendapat bahwa waktu membaca taawudz adalah ketika sebelum dan sesudah membaca Al Quran. Tujuannya, memohon dijaga dari hal buruk sebelum membaca Al Quran, serta menghilangkan rasa ujub sehabis membaca Al Quran.
2. Setiap Akan Membaca Ayat Suci Dalam Khutbah atau Ceramah
Jika membaca ayat Al Quran tidak dari ayat pertama, maka hendaknya didahului dengan taawudz. Misalnya saat ceramah atau khutbah. Dalam kondisi tersebut, taawudz cukup dibaca sekali ketika membaca ayat yang pertama kali dibaca. Anjuran tersebut berdasar pada riwayat bahwa ketika Rasulullah tengah berkhutbah, beliau langsung membaca ayat tanpa taawudz dan basmallah.
Shafwan bin Ya’la, dari bapaknya, dia berkata: “Aku mendengar Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca (ayat) di atas mimbar: “Mereka berseru: “Hai Malik, biarlah rabbmu membunuh kami saja” (QS.Az Zukhruf: 77)”. (HR.Bukhari dan Muslim).
3. Membaca Taawudz Saat Sholat
Para ulama mengajarkan bahwa salah satu waktu membaca taawudz adalah ketika sholat. Taawudz dibaca di rakaat pertama, setelah membaca doa iftitah, dan sebelum membaca surat di Al Quran.
Dituturkan oleh Abu Sa’id Al Khudri, Saat Rasulullah memulai sholat di malam hari, beliau bertakbir lantas mengucapkan: “Subhaanakallahumma wa bi hamdika wa tabaarokasmuka wa ta’ala jadduka wa laa ilaha ghoiruk (artinya: Maha suci Engkau Ya Allah, aku memuji-Mu, Maha Berkah Nama-Mu. Maha tinggi kekayaan dan kebesaran-Mu, tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi dengan benar selain Engkau).” Lalu beliau mengucapkan, “Allahu akbar kabiiro”.
Kemudian membaca, “A’udzu billahis samii’il ‘aliim, minasy syaithoonir rojiim min hamzihi wa nafkhihi wa naftsih, (artinya: aku berlindung kepada Allah Yang Maha mendengar lagi Maha mengetahui dari gangguan setan yang terkutuk, dari kegilaannya, kesombongannya, dan nyanyiannya yang tercela).” (HR.Tirmidzi dan Abu Daud).
Jadilah tamu Allah dengan temukan paketnya cuma di Umroh.com!
[xyz-ihs snippet="Iframe-Package"]
Apakah Membaca Taawudz Harus di Setiap Rakaat?
Para ulama (mayoritas) menjelaskan bahwa taawudz cukup dibaca di rakaat pertama. Jadi, tidak perlu membacanya di setiap rakaat. Namun ada juga yang mengajarkan membaca taawudz di setiap rakaat, sebelum membaca Al Quran. Pendapat tersebut didasarkan pada firman Allah di surat An Nahl ayat 98, dimana Allah memerintahkan kita untuk meminta perlindungan saat membaca Al Quran.
Namun sebagai kehati-hatian, para ulama menganjurkan untuk mencukupkan bacaan taawudz di rakaat pertama saja. Ini merupakan kehati-hatian karena ada larangan untuk berbicara (selain bacaan sholat) ketika sedang sholat, karena ada berbagai dalil yang menunjukkan larangan bicara saat sholat, walaupun tanpa dibedakan untuk taawudz dan lainnya (tidak ada dalil khusus tentang larangan membaca taawudz di setiap rakaat). Pendapat tersebut dijelaskan oleh Imam Asy Syaukani.
Selain itu, ada hadis yang menunjukkan bahwa Rasulullah langsung membaca Al Fatihah ketika bangkit dari rakaat kedua. Abu Hurairah menuturkan, “Rasulullah ketika bangkit ke rakaat kedua, beliau memulai dengan membaca ‘alhamdulillahi robbil ‘aalamiin … ‘. Beliau tidak diam sejenak sebelum itu.” (HR.Muslim).
1. Tidak Terbatas Waktu
Ada juga ulama yang menjelaskan waktu membaca taawudz adalah tidak terbatas. Setiap mukmin bisa membacanya kapan saja, sebagai bentuk doa dan mengingat Allah SWT. Tujuannya, kita senantiasa terhindar dari keburukan setan.
Sebagaimana doa, taawudz juga akan ‘bekerja’ kepada siapa saja yang memanjatkannya. Dengan bacaan taawudz, Allah akan membentengi diri dan hati seseorang dari pengaruh buruk godaan setan. Bentuk pengabulan dari doa taawudz adalah hadirnya kebaikan di dalam hati, serta timbulnya rasa tenang di dalam hati.
Punya rencana untuk berangkat umroh bersama keluarga? Yuk wujudkan rencana Anda cuma di Umroh.com!
Manusia adalah makhluk yang tidak lepas dari dosa. Tetapi, doa taawudz akan meningkatkan perlindungan untuk seorang mukmin agar tidak terjerumus semakin dalam pada godaan setan.