1
News

Wisata Halal di Luar Negeri Meningkat. Bagaimana dengan di Indonesia?

Google+ Pinterest LinkedIn Tumblr
Advertisements
webinar umroh.com

Co-Founder Halal Travel Konsorsium (HTK), Nur Iman Santoso, mengungkapkan bahwa banyak warga Indonesia yang kini mampu bepergian ke luar negeri. Tercatat sekitar 20 juta orang Indonesia memilih luar negeri sebagai tempat liburan, hingga mengakibatkan meningkatnya tren wisata halal.

Banyak Wisatawan Muslim Indonesia yang Memilih Wisata Halal Luar Negeri

HTK merupakan salah satu pelopor wisata halal yang tergabung dalam Asosiasi Travel Halal Indonesia, (ATHIN). Ini juga menjadi peluang baru, karena ternyata jumlah orang Indonesia yang memilih wisata ke luar negeri sangat banyak.

Banyak yang memilih liburan ke luar negeri diperkirakan karena mahalnya tiket pesawat dalam negeri. Pelancong muslim Indonesia banyak yang memilih Singapura, Korea, dan Jepang. Selanjutnya, destinasi yang dipilih adalah Mekkah-Madinah (untuk Umroh), Eropa Barat, Perancis, Belanda, Jerman, Australia, Selandia Baru, dan Amerika Serikat. Amerika Serikat mendapat sedikit pemilih karena masalah pengurusan visa yang sulit.

Pelaku Usaha Mulai Melirik Wisata Halal

Melihat banyaknya wisatawan muslim asal Indonesia, negara-negara non-muslim yang banyak menjadi tujuan kini mulai berbenah. Banyak yang mulai membuka bisnis untuk melayani wisatawan muslim, yang membuat semakin meningkatnya tren wisata halal.

Misalnya di Jepang, yang mulai banyak membuka tempat makan halal. Korea, China, dan Thailand bahkan telah lebih dahulu menggarap wisata halal ini.

Sementara itu, Sekretaris ATHIN, Chaeriatna, mengatakan bahwa wisata halal lebih menguasai turis Indonesia yang ada di Eropa. Wisatawan muslim Indonesia ini memenuhi agen travel yang ramah muslim. Kebanyakan mereka yang ke Eropa tertarik untuk mengunjungi destinasi wisata yang berbau Islam di Eropa.

Perwujudan Wisata Halal di Indonesia Masih Membutuhkan Perjalanan Panjang

Namun, Chaeriatna menyayangkan naiknya tren wisata halal di luar negeri tidak sebanding dengan di Indonesia. Masih banyak kendala terkait perwujudan wisata halal. Menurutnya, penyebabnya adalah karena kurangnya komunikasi, hingga menyebabkan penolakan di beberapa tempat.

Beberapa daerah yang menjadi lokasi wisata di Indonesia memang cenderung menolak wisata halal, seperti Bali, NTT, hingga Tana Toraja. Masih dibutuhkan sosialisasi agar seluruh masyarakat Indonesia menyadari potensi ini.

webinar umroh.com

Kemenpar Menyusun Panduan Wisata Halal

Sementara itu, Kementerian Pariwisata segera menyusun dan menyiapkan pedoman wisata halal. Diharapkan pedoman tersebut bisa menjadi panduan bagi pengembangan pariwisata di Indonesia.

Menteri Pariwisata, Arief Yahya, mengatakan bahwa pihaknya optimis bahwa panduan tersebut akan mempercepat pertumbuhan wisata halal di Indonesia. Pedoman wisata halal itu akan meliputi empat bidang, yaitu destinasi, pemasaran, industri, dan kelembagaan. Dalam penyusunannya, Kemenpar mengacu pada standar terbaik wisata dunia. Panduan tersebut akan mengikuti strategi umum, seperti pelayanan dan harga terbaik yang berlaku di dunia.

Dalam penerapannya, Menpar menjelaskan tentang pentingnya sertifikasi pariwisata halal bagi pelaku dan produk pariwisata. Sertifikasi ini berguna sebagai jaminan halal bagi produk pariwisata yang diproduksi oleh para pengusaha. Di tahap awal, sertifikasi akan dilakukan pada empat bidang usaha, yaitu kuliner, hotel, biro, perjalanan, dan spa.

Menpar menilai bahwa wisata halal di Indonesia potensinya besar, namun pencapaiannya belum optimal. Belum banyak daerah di Indonesia yang menjadikan wisata halal sebagai ciri khas wisata. Lombok merupakan salah satu daerah yang sudah mulai menerapkan wisata halal.

Tommy Maulana

Alumni BUMN perbankan yang tertarik berkolaboraksi dalam bidang SEO, Umroh, Marketing Communication, Public Relations, dan Manajemen Bisnis Ritel.